Pengertian Ornamen Bali
Kata Ornamen berasal dari bahasa latin Ornare yang
berdasarkan arti kata tersebut berarti menghias. Menurut Gustami (1978) Ornamen adalah komponen produk
seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat untuk tujuan menghias. Jadi berdasarkan pengertian itu, ornamen merupakan produk
seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat dalam sebuah objek seni dengan tujuan
awal hanyalah menghias. Fungsi utama pada ornamen adalah menjadikan objek seni
terlebut lebih memiliki makna dan estetika yang lebih.
Hal semacam itu sama
dengan tujuan dan maksud awal dalam penerapan ornamen pada Arsitektur
Tradisional Bali. Ornamen atau Ragam hias tersebut lebih menjadikan objek seni
tersebut lebih memiliki nilai estetis lebih.
Pemberian Ornamen pada bagian
bangunan terlihat semakin menambah unsur nilai filosofis keagamaan yang kuat
dalam bangunannya, hal ini Nampak berbeda dengan rumah yang memperlihatkan
unsur modern yang hanya sebatas sebagai tempat tinggal saja tanpa mengandung
nilai seni filosofis tertentu. Seperti yang dijelaskan oleh Aryo sunaryo yang
menjelaskan bahwa:
“Kehadiran sebuah ornamen tidak semata sebagai pengisi bagian
kosong dan tanpa arti, lebih-lebih karya-karya ornamen masa lalu. Bermacam
bentuk ornamen sesungguhnya memiliki beberapa fungsi, yakni fungsi murni
estetis, fungsi simbolis dan fungsi teknik konstruktif”.
Aryo sunaryo memberikan
penjelaskan kepada kita bahwa dalam pembentukan objek sebuah ragam hias selalu
memiliki asumsi dasar jika ditarik secara mitologi sebuah kepercayaan maupun
lainnya. Seperti motif yang terdapat dalam batik misalnya, motif yang
diterapkan tidak hanya sebagai motif hias saja, tetapi lebih pada nilai
simbolis dan identitas sosial.
Ornamen Bali merupakan sebuah karya
seni yang hadir melalui kemampuan imajinasi, kreatifitas dan
pemahaman estetika terhadap karakteristik alam oleh masing-masing seniman. Hal ini
menyebabkan adanya beberapa perbedaan dalam setiap karya seni ornamen
tradisional Bali. Dalam konsep estetika klasik yang dijelaskan oleh Xenophon bahwa
keberaturan(order) identik dengan keindahan. Keberaturan bukan sesuatu yang
bersifat formal melainkan penampakan dari hirarki hubungan antar struktur serta
komponennya(Widagdo, 2005:81). Konsep ini sesuai dengan aplikasi ornamen pada
arsitektur tradisional Bali. Masyarakat tradisional Bali menjadikan alam sebagai pedoman
struktur/ penempatan ornamen pada sebuah arsitektur.
Salah satu contohnya adalah ornamen jenis kekarangan.
Ornamen tradisional Bali secara
umum terbagi menjadi tiga yaitu:
- Keketusan,
- Pepatran
- Kekarangan.
Perbendaharaan desain yang terdapat
pada ornamen tradisional Bali adalah pola, garis, dan bidang. Prinsip-prinsip desain yang terdapat pada ornamen
tradisional Bali adalah proporsi, ritme, keseimbangan dan penekanan. Gagasan
pengembangan ornamen tradisional Bali dilakukan dengan memilih beberapa
elemen yang menjadi ciri khas. Gagasan pengembangan
diilustrasikan melalui gambar tiga dimensi ruang.
No comments:
Post a Comment